Di sebuah sekolah favorit, terdapatlah kelompok yang
berbeda sifat dan sikapnya. Vera dan Aluna adalah gank yang terkenal selalu
membuat onar, setiap hari ada saja yang mereka lakukan, lalu ada Afika yang
pintar, baik hati dan selalu menjadi murid terpandang di sekolahnya. Dan Renata
adalah temannya Afika yang selalu iri hati pada Afika dan berusaha mengkhianati
Afika. Zhifara adalah teman Afika yang selalu menggagalkan rencana Vera dan
Aluna untuk berbuat yang tidak baik pada Afika. Dan Ibu Guru Rani yang bijak
dan baik hati. Namun, selalu memihak pada Afika.
(Ketika Afika ingin Menuju kelas, Vera
dan Aluna sengaja menabrak Afika dengan bahunya)
Vera: Oops..
Afika: Aww.. Maaf Vera aku gak
sengaja.
Aluna: Kalo jalan liat-liat dong.
Vera: Punya Mata kan? Gunain matanya..
Aluna: Minta maaf sama Vera..
Afika: Maaf ya Ver.. (Zhifara mencubit
Afika) aww...
Zhifara: STOP ! Fika, ngapain lo minta maaf sama mereka? Toh mereka yang salah.
Zhifara: STOP ! Fika, ngapain lo minta maaf sama mereka? Toh mereka yang salah.
Afika: Ngga Zie, Fika yang salah. Fika
tadi menghalangi jalan. Jadi wajar aja Fika di tabrak Vera.
Zhifara: Ck.. (Menggebrak pintu kelas)
udah, gak usah. Eh, keong racun, udah salah, malah nyuruh orang minta maaf.
Vera: Uh, takut. Pedulikah kita?
Aluna: Peduli gak ya, peduli gak
yah? Iewwh... (Vera dan Luna pergi)
Afika: Makasih ya Zie..
Zhifara: oke sama-sama..
(Masuk ke dalam kelas, Zhifara menuju
tempat duduknya, dan Afika menghampiri Renata yang sedang membaca buku)
Afika: Renata (Menghampiri Renata,
duduk di sebelahnya.)
Renata: Hai Fika.
Afika: Rena, aku udah ngerjain PR
fisika dong, ternyata gampang banget lho.
Renata: Oh. Kamu udah semuanya di
kerjain?
Afika: (Mengangguk) udah. Kamu udah?
Renata: Ada yang belum nih, ntar kasih tau caranya ya.
Renata: Ada yang belum nih, ntar kasih tau caranya ya.
Afika: Wah, kamu ini. PR kan harus di
kerjain di rumah, masa di sekolah sih? Kayak aku dong, hahaha (Afika tertawa)
Renata: (*apa sih nih orang, bangga banget) iya deh, hehe.. (Tersenyum sinis)
Renata: (*apa sih nih orang, bangga banget) iya deh, hehe.. (Tersenyum sinis)
Renata terlihat membenci Afika atas
sikapnya yang sombong dan sok pintar, Renata pun memutuskan untuk meninggalkan Afika
dan berniat untuk bergabung dengan Vera dan Aluna. Terlihat Vera dan Luna duduk
di bangku pojok kelas yang sedang berbincang-bincang.
Vera: Lun, sebel gue sama gank curut
itu. Sok pinter banget.
Aluna: betul tuh Ver, apalagi Afika.
Vera: Ehm, gua mau bikin perhitungan
sama mereka berdua.
Aluna: Perhitungan? Dari 1 sampe
berapa Ver? (Tampang lugu)
Vera: Ish, mulai kambuh erornya. Gue
ralat, gue mau bikin pelajaran sama mereka berdua, gimana setuju gak lu?
Aluna: Pelajaran? Pelajaran apaan Ver?
Aluna: Pelajaran? Pelajaran apaan Ver?
Vera: (Menggebrak meja, semua siswa di
kelas, memperhatikan Vera) BAHASA SUNDAA !! Ah lu Lun, tulalit.. (Melihat ke
arah semua siswa) Apa lu liat-liat gua? Gak suka? Hah?!
(Semua Siswa Menunduk terdiam, namun
Renata memandang Vera dan Aluna dari kejauhan)
Renata: (*Gue suka cara dia, gue harus
masuk ke gank itu.)
Dari
tatapan mata Renata, Renata seperti ingin meninggalkan Afika lalu bergabung
bersama Vera dan Aluna, tiba-tiba lamunan Renata terpecah ketika Ibu Guru masuk
ruangan.
Ibu Rani: (Masuk kelas) Pagi anak-anak..
Murid: Pagi Bu..
Ibu Guru Rani: anak-anak, Lusa ada
acara perlombaan Solo Vokal yang akan di selenggarakan di SICC, untuk setiap
kelas, ibu akan meminta 1 orang perwakilan. Bagi siapa yang mau silahkan
acungkan tangan.
Renata: Afika Bu..
Aluna: Vera Bu... Vera suaranya bagus,
kodok burik aja kalah Bu. (Vera menyikut Aluna)
Murid-murid: Afika sama Vera aja Bu..
Ibu Guru Rani: Anak-anak, Ibu hanya
akan memilih 1 orang.
Renata: Di test aja Bu, suara yang
bagus di pilih.
Ibu Guru: Baik.. Persiapkan Diri
kalian Afika, Vera..
Singkat
cerita, Afika dan Vera tengah mempersiapkan dirinya untuk menyanyi di depan
kelas. Vera menatap Afika dengan sikap tidak menyukainya, Afika bersikap santai
dan tenang menghadapi Vera.
Ibu Guru: Bagaimana Afika, Vera kalian
siap? (Afika dan Vera mengangguk) sekarang kalian suit. Yang kalah menyanyi
terlebih dahulu.
Afika dan Vera suit, mereka menentukan siapa yang akan menyanyi
terlebih dahulu, ternyata Afika kalah, dan Vera menang. Maka, yang pertama
menyanyi adalah Afika.
Ibu Guru: Afika, silahkan.
(Afika mengambil posisi berdiri di
depan kelas dan di hadapan teman-temannya, Afika mulai menyanyi)
Afika: (Menyanyi) Terima Kasih..
(Murid-murid tepuk tangan)
Ibu Guru: Hebat, suara kamu bagus
Afika.. sudah pintar berbakat pula. Hebat kamu. Nah, Vera silahkan..
Vera: (Menyanyi) terima kasih..
Ibu Guru: Vera, kamu punya bakat
terpendam juga ya.. Ibu gak nyangka. (Vera terdiam) anak-anak, suara Vera dan
Afika sama-sama bagus, sampe Ibu susah untuk menilainya. Untuk itu, Ibu
menyerahkan pada kalian, silahkan pilih Afika atau Vera. Sediakan kertas kecil
dan pilih salah satu dari mereka.
Dari Voting tersebut, Voting terbanyak di raih oleh Afika. Afika
menjadi siswi perwakilan untuk mengikuti lomba menyanyi antar sekolah. Vera
terlihat kesal atas kemenangan Afika mengalahkan Vera.
Vera: (Mendengus kesal) ih..
Ibu Rani: Selamat Afika, kamu menjadi
perwakilan untuk perlombaan. Besok, kamu latihan ya Afika. Dan kamu Vera,
ucapkan selamat untuk Afika.
Vera: Hah? Saya Bu? Nggak ah.
Ibu Rani: Veraa..
Vera: Iya BU... (Mendekati Afika dan
mengulurkan tangannya) Selamet ye. (Menggenggam tangan Afika dengan keras.)
Afika: Aww. Iya Vera terima kasih..
***
Pada saat istirahat, Vera dan Aluna merencanakan sesuatu untuk
membuat Afika tidak mengikuti Perlombaan Menyanyi tersebut. Renata yang
memperhatikan Vera dan Aluna mendengarkan rencana untuk menjatuhkan Afika.
Aluna: Trus rencana lu apa Ver?
Vera: Gua bakal bikin suara dia kayak
mak lampir keselek jengkol, keek.. keek.. haha.. gila aja, gua kalah dari dia.
Ih.
Aluna: Tapi, cara supaya suara dia
ilang gimana.??
Vera: Gua punya ramuan biar suara dia
ilang.
Aluna: Ehm, itu masalah gampang. Tapi,
cara supaya dia mau minum ramuan dukun lo gimana? Dia pasti gak mau minum
pemberian dari kita.
Renata: (Menghampiri Vera dan Aluna)
Gua bisa ngasih ramuan penghilang suara ke Fika.
Vera dan Aluna: Hah?! (Terkejut)
Vera: Ngapain lo curut disini.
Ikut-ikut aja lagi. Lo sama Fika kan Soulmate. Sana Lu..
Renata: Tenang aja, gue juga sebel kok
sama Fika, gua benci sama sombongnya dia. Jadi, kalo boleh, gue mau ikutan
bikin dia gagal ikut lomba itu. Gue lebih setuju kalo lo yang ikut lomba itu
kok.
Vera: Apa buktinya lo mihak gua?
Renata: Gue bisa bantu kalian. Gimana?
Aluna: (Luna terdiam) Vera, gua rasa,
ada benernya juga deh. Fika kan percaya banget tuh sama Renata. Jadi, kita
gampang buat jatohin Fika.
Vera: Aseeek, tumben cerdas.. haha.
Oke, lo gue terima jadi anggota gank gua.. (Tersenyum)
Sepulang
sekolah, Vera memberikan obat penghilang suara kepada Renata untuk Afika. Vera
memberikan obat itu dalam botol air minum Afika.
Renata: Fika... ini botol minum kamu
ketinggalan nih. (Memberikan botol air minum pada Afika)
Afika: Makasih ya Renata, pas banget
aku haus banget nih. (Membuka tutup botol dan akan meminum, tiba-tiba Zhifara
mendorong Afika)
Zhifara: Fikaaa... pulangnya bareng yuuk! Yah, tumpah. Fika maafin Zie..
Zhifara: Fikaaa... pulangnya bareng yuuk! Yah, tumpah. Fika maafin Zie..
Afika: Aduh, Zie. Tumpah deh. Tapi,
Yaudah ngga apa-apa kok.
Afika tidak jadi meminum minuman
yang telah tercampur Obat penghilang suara tersebut. Renata terlihat kesal atas
tumpahnya air minum itu. Keesokan harinya, Renata menemui Vera dan Aluna, bahwa
rencananya gagal. Vera marah, dia kembali melakukan rencananya, kini dengan
strategi yang sempurna. Vera dan Luna menunggu Afika di Kantin, dan akan
mencampurkan ramuan tersebut ke dalam minuman Afika.
Vera: Kali ini harus berhasil, gua
harus bisa.
Aluna: Itu.. itu Renata, Zhifra sama
Afika. Cepet tuang ke gelas, biar Ibu kantin yang kasih dia. (Vera menuangkan
Ramuan tsb)
Renata: Kamu, mau minum apa Fika?
Afika, aku mau teh manis ya.
Zhifara: Ih, jangan teh manis. Kamu
Greentea aja, aku sprite. Ntar tukeran.
Afika: Oh, yaudah deh Aku GreenTea aja, yang di botol ya..
Afika: Oh, yaudah deh Aku GreenTea aja, yang di botol ya..
Renata: Hah? Ehg, iya deh. Sebentar ya..
(Menghampiri Vera dan Luna) Dia minta yang botol.
Vera: Ah, sialan Zie. Selalu aja
gagalin rencana gua. Gini, biarin dia beli yang botol. Lo es jeruk aja Ren,
nanti lo suruh dia cicipin Es lo. Cepet sana..
(Renata membawa Sprite, GreenTea dan
Es jeruk untuk mereka bertiga)
Renata: Ini..
Renata: Ini..
Afika: Rena, kamu Es jeruk?
Renata: Iya, kamu mau coba?
Renata: Iya, kamu mau coba?
Afika: Mau dong. (Renata memberikan Es
nya pada Fika, Fika mencicipinya) Enak ih, coba tadi aku ini. Ini aku aja ya
Ren. Kamu GreenTea. Hehe..
Renata: Ya, yaudah deh, buat Fika apa
sih yang nggak.
Zhifara: Dasar Afika..
Afika
meminum Es jeruknya sampai habis, Vera dan Aluna tertawa, karena mereka
berhasil membuat Afika meminum Es jeruknya. Renata pun tampak bahagia atas
tindakannya.
Aluna: Haha, rencana berhasil Ver..
(Tos) trus, jangka waktu sampe dia kehilangan suara berapa lama?
Vera: Tenang aja, obat itu bakal
bereaksi dalam jangka 10 menit, jadi dia gak curiga kalo dia kehilangan suara
pas minum es jeruknya. Hahaha..
Seorang
murid memanggil Afika, bahwa Afika di panggil Bu Rani karena harus latihan
menyanyi bersama murid-murid lain. Afika segera beranjak dari kursinya menuju
aula menemui Bu Rani.
Afika: Ada apa Bu?
Ibu Rani: Ayo latihan Fika. Kamu setelah Resti ya.. (Afika menggangguk)
(Resti selesai menyanyi, Afika berdiri
di depan)
Afika: (mulai menyanyi di hadapan
guru-guru dan murid perwakilan lain.) Namun ku rasa cukup ku men.. ehek..ehek.
nungg.. ehek. Ehek.. (suaranya makin menghilang)
Afika
berusaha untuk mengungkapkan sesuatu, namun ia kehilangan suaranya. Ibu Rani
segera menghampiri Afika. Di kejauhan, Renata, Vera dan Aluna tertawa puas
karena hilangnya suara Afika.
Ibu Rani: Fika, kamu kenapa?
Afika: Ehg.. ehg.. (Menggelengkan
kepalanya)
Ibu Rani: Kenapa suara kamu. Fika..
Lalu, bagaimana ini. Siapa yang akan menggantikan Afika. Zhifara, panggil Vera.
Suruh dia menggatikan Afika. Cepat. (Zhifara menghampiri Vera)
Zhifara: Puas lo, sana cepet gantiin
Fika. Emang ini kan kemauan Lo..
Vera: (tersenyum) dah.. (Menghampiri
Bu Rani) ada apa Bu?
Ibu Rani: Kamu yang akan menggantikan
Afika untuk latihan dan mewakili kelasmu.
Vera: kenapa nggak dari kemaren aja
Ibu pilih saya. Baik saya akan menggantikan Afika Radyana. Afika, sorry ya gue
harus gantiin posisi lo. (Tersenyum sinis)
Tampak
Vera terlihat bahagia menggantikan posisi Afika, Afika terlihat menitikan air
matanya karena posisinya tergantikan. Keesokan harinya Vera bersiap-siap untuk
menuju SICC, Sentul untuk mengikuti perlombaan tersebut. Afika tidak datang
untuk melihat acara di SICC, karena ia harus istirahat untuk memulihkan
tubuhnya yang melemah dan suaranya yang menghilang.
Ibu Rani: Vera, kamu siap?
Vera: Siap Bu.
Renata: Good Luck ya Ver..
Vera: Thanks..
Aluna: Go Vera Go Vera Go.. Hahaha..
Afika baru ingat, ia
lupa memberikan kartu tanda pengikut lomba Vokal pada Vera yang di berikan Ibu
Rani sewaktu ia terpilih menjadi wakil kelasnya. Ia segera bersiap-siap lalu
menyusul Vera ke SICC menggunakan taksi.
(Sms Afika berdering)
Zhifara: Fika,
kamu dimana? Aku mau ke rumah kamu..
Afika: (Membalas pesan Zie) Aku
nggak di rumah, aku sedang menuju SICC, untuk memberi kartu peserta lomba pada
Vera, jika aku tidak mengantarkan kartu ini, Vera nggak bisa ikut lomba. Dah
Zie..
Zhifara: Huuh, dasar Afika. Udah di jahatin,
masih aja baik, heran.. yaudah deh gue susul aja ke Sentul.
Di
Sentul, Vera dan yang lain telah sampai untuk lomba.
Ibu Rani: Vera, mana Kartu tanda masuk
peserta kamu?
Vera: (Terkejut) Kartu apa Bu? Saya gak punya.
Vera: (Terkejut) Kartu apa Bu? Saya gak punya.
Ibu Rani: Memangnya Afika tidak
memberikan kartunya sama kamu?
Vera: (menggeleng tegas) Nggak Bu..
Vera: (menggeleng tegas) Nggak Bu..
Ibu Rani: Kartu itu penting Vera,
kalau kamu tidak memiliki itu, kamu tidak akan bisa mengikuti lomba.
Vera: Hah? Apa Bu? (Mengambil
telponnya, dan menghubungi Afika)
Ketika Vera menghubungi Afika, Afika mengangkat telponnya, namun
Afika tidak bisa menjawab Vera, suaranya belum kembali, tiba-tiba di perjalanan
terdengar suara decitan rem mobil. Afika tertabrak mobil di depan SICC.
Vera: Halo, Fika.. Fika.. lo gak
apa-apa kan? Fikaa.. (Aluna dan
Renata heran)
(Telpon Vera berdering, Zhifara
menelponnya)
Vera: Halo. Zie, Afika.. Afika dimana
dia?
Zhifara: Mending lo keluar dari gedung sekarang. Lo liat sendiri.
Zhifara: Mending lo keluar dari gedung sekarang. Lo liat sendiri.
Vera: Kenapa? Apa yang terjadi sama
Afika. Haloo.. Ziee.. (Telpon terputus)
Renata: Fika kenapa Ver? (Vera berlari
keluar, menemui Afika.)
Afika
bersimbah darah, ia segera di larikan ke RS terdekat.
Vera: Fika... Fika mana Zie??
Zhifara: Fika, di bawa ke RS. Puas
lo..
Vera: RS? Kenapa?
Zhifara: Oh, jadi ini bukan bagian
dari rencana lo?
Vera: Zie, gue serius, dia kenapa.
Zhifara: Dia kecelakaan waktu nganterin kartu buat lo.
Dia rela lo gantiin posisinya, dia rela nganterin kartu itu buat lo, walaupun
dia lagi sakit. Dia ikhlas buat lo gantiin dia nyanyi, Dia gak pernah punya
niat buat bikin lo iri sama dia. Dia pengen lo sama dia bersahabat kayak waktu
kalian bersahabat di SMP. Bahkan, dia sengaja minum es jeruk itu, supaya lo
yang gantiin dia ikut lomba. Lo sadar itu gak Ver? Tapi apa, lo malah jahatin
dia. Lo gak punya perasaan Ver..
Vera: (Vera menitikkan air mata) Jadi,
Fika..
(Ibu Rani, Renata, dan Aluna
menghampiri Vera dan Zhifara)
Ibu Rani: Bagaimana keadaan Afika?
Zhifara: Dia di RS bu, Vera.. Semoga
ini jadi pelajaran paling berharga buat lo. (Zhifara pergi)
Vera: (Menangis) Maafin gue Fika. Maafin
gue.. Maaf Fika..
Aluna: Ver, lo kenapa.. (Vera menyusul
Zhifara ke RS, Aluna dan Renata saling menatap)
Acara
Lomba Menyanyi pun terpaksa Vera batalkan, ia tak ingin menang tetapi punya
rasa bersalah dengan Afika. Vera begitu menyesal atas tindakannya selama ini
pada Afika. Acara Lomba menyanyi itu di menangi oleh sekolah lain, namun atas
kejadian di depan gedung SICC itu, para juri dan dewan guru memberikan
penghargaan kepada Afika dan Vera karena persahabatan mereka. Afika pun telah
sadar dan suaranya telah kembali, namun Afika harus menggunakan kursi roda.
Ibu Rani: Vera, semoga kamu dapat
mengambil hikmah yang terjadi, berjanjilah pada diri sendiri dan jangan
mengulangi kesalahan yang sama.
Vera: Oke Boss.. Afika, untuk ke
seribu kalinya, gue minta maaf sama lo. Maafin gue ya Fik..
Afika: Vera, aku bosen denger kamu
minta maaf mulu, kamu udah aku maafin dari dulu kok. Kita sahabatan lagi kan?
Vera: Pasti.. (Vera memeluk Afika)
Luna, Renata, kalian bersedia kan kita bersahabatan?
Renata: Gue setuju Ver.
Renata: Gue setuju Ver.
Aluna: Ah, Luna jadi sedih nih...
(Mengusap air matanya, Semua tertawa)
Ibu Rani: Vera, Afika, kamu menerima
perhargaan sebagai BestFriend dari Dewan Juri, dan kalian berdua di bantu
dengan Luna, Renata dan Zhifara di minta para dewan juri untuk mengisi acara
menyanyi bersama, ayo cepat.
Vera: Ayo Afika.. (Mendorong kursi
dorong Afika menuju ruangan)
Akhirnya,
mereka berlima menyanyikan lagu persahabatan dan di nobatkan sebagai Peserta
persahabatan terbaik. Hingga kini Vera, Luna, Renata, Zhifara dan Afika
bersahabat dengan baik. Bahkan, Vera dan Luna berjanji untuk tidak mengulangi
kesalahan mereka seperti biasanya. Ibu Rani, terlihat bahagia atas kejadian
ini..
*TAMAT*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar