Jumat, 27 September 2013

NASKAH DRAMA ~ MAAFKAN AKU



                Di sebuah sekolah favorit, terdapatlah kelompok yang berbeda sifat dan sikapnya. Vera dan Aluna adalah gank yang terkenal selalu membuat onar, setiap hari ada saja yang mereka lakukan, lalu ada Afika yang pintar, baik hati dan selalu menjadi murid terpandang di sekolahnya. Dan Renata adalah temannya Afika yang selalu iri hati pada Afika dan berusaha mengkhianati Afika. Zhifara adalah teman Afika yang selalu menggagalkan rencana Vera dan Aluna untuk berbuat yang tidak baik pada Afika. Dan Ibu Guru Rani yang bijak dan baik hati. Namun, selalu memihak pada Afika.

(Ketika Afika ingin Menuju kelas, Vera dan Aluna sengaja menabrak Afika dengan bahunya)
Vera: Oops..
Afika: Aww.. Maaf Vera aku gak sengaja.
Aluna: Kalo jalan liat-liat dong.
Vera: Punya Mata kan? Gunain matanya..
Aluna: Minta maaf sama Vera..
Afika: Maaf ya Ver.. (Zhifara mencubit Afika) aww...
Zhifara: STOP ! Fika, ngapain lo minta maaf sama mereka? Toh mereka yang salah.
Afika: Ngga Zie, Fika yang salah. Fika tadi menghalangi jalan. Jadi wajar aja Fika di tabrak Vera.
Zhifara: Ck.. (Menggebrak pintu kelas) udah, gak usah. Eh, keong racun, udah salah, malah nyuruh orang minta maaf.
Vera: Uh, takut. Pedulikah kita?
Aluna: Peduli gak ya, peduli gak yah?  Iewwh... (Vera dan Luna pergi)
Afika: Makasih ya Zie..
Zhifara: oke sama-sama..
(Masuk ke dalam kelas, Zhifara menuju tempat duduknya, dan Afika menghampiri Renata yang sedang membaca buku)
Afika: Renata (Menghampiri Renata, duduk di sebelahnya.)
Renata: Hai Fika.
Afika: Rena, aku udah ngerjain PR fisika dong, ternyata gampang banget lho.
Renata: Oh. Kamu udah semuanya di kerjain?
Afika: (Mengangguk) udah. Kamu udah?
Renata: Ada yang belum nih, ntar kasih tau caranya ya.
Afika: Wah, kamu ini. PR kan harus di kerjain di rumah, masa di sekolah sih? Kayak aku dong, hahaha (Afika tertawa)
Renata: (*apa sih nih orang, bangga banget) iya deh, hehe.. (Tersenyum sinis)

            Renata terlihat membenci Afika atas sikapnya yang sombong dan sok pintar, Renata pun memutuskan untuk meninggalkan Afika dan berniat untuk bergabung dengan Vera dan Aluna. Terlihat Vera dan Luna duduk di bangku pojok kelas yang sedang berbincang-bincang.
Vera: Lun, sebel gue sama gank curut itu. Sok pinter banget.
Aluna: betul tuh Ver, apalagi Afika.
Vera: Ehm, gua mau bikin perhitungan sama mereka berdua.
Aluna: Perhitungan? Dari 1 sampe berapa Ver? (Tampang lugu)
Vera: Ish, mulai kambuh erornya. Gue ralat, gue mau bikin pelajaran sama mereka berdua, gimana setuju gak lu?
Aluna: Pelajaran? Pelajaran apaan Ver?
Vera: (Menggebrak meja, semua siswa di kelas, memperhatikan Vera) BAHASA SUNDAA !! Ah lu Lun, tulalit.. (Melihat ke arah semua siswa) Apa lu liat-liat gua? Gak suka? Hah?!
(Semua Siswa Menunduk terdiam, namun Renata memandang Vera dan Aluna dari kejauhan)
Renata: (*Gue suka cara dia, gue harus masuk ke gank itu.)

            Dari tatapan mata Renata, Renata seperti ingin meninggalkan Afika lalu bergabung bersama Vera dan Aluna, tiba-tiba lamunan Renata terpecah ketika Ibu Guru masuk ruangan.

Ibu Rani: (Masuk kelas) Pagi anak-anak..
Murid: Pagi Bu..
Ibu Guru Rani: anak-anak, Lusa ada acara perlombaan Solo Vokal yang akan di selenggarakan di SICC, untuk setiap kelas, ibu akan meminta 1 orang perwakilan. Bagi siapa yang mau silahkan acungkan tangan.
Renata: Afika Bu..
Aluna: Vera Bu... Vera suaranya bagus, kodok burik aja kalah Bu. (Vera menyikut Aluna)
Murid-murid: Afika sama Vera aja Bu..
Ibu Guru Rani: Anak-anak, Ibu hanya akan memilih 1 orang.
Renata: Di test aja Bu, suara yang bagus di pilih.
Ibu Guru: Baik.. Persiapkan Diri kalian Afika, Vera..

            Singkat cerita, Afika dan Vera tengah mempersiapkan dirinya untuk menyanyi di depan kelas. Vera menatap Afika dengan sikap tidak menyukainya, Afika bersikap santai dan tenang menghadapi Vera.

Ibu Guru: Bagaimana Afika, Vera kalian siap? (Afika dan Vera mengangguk) sekarang kalian suit. Yang kalah menyanyi terlebih dahulu.
           
Afika dan Vera suit, mereka menentukan siapa yang akan menyanyi terlebih dahulu, ternyata Afika kalah, dan Vera menang. Maka, yang pertama menyanyi adalah Afika.

Ibu Guru: Afika, silahkan.
(Afika mengambil posisi berdiri di depan kelas dan di hadapan teman-temannya, Afika mulai menyanyi)
Afika: (Menyanyi) Terima Kasih.. (Murid-murid tepuk tangan)
Ibu Guru: Hebat, suara kamu bagus Afika.. sudah pintar berbakat pula. Hebat kamu. Nah, Vera silahkan..
Vera: (Menyanyi) terima kasih..
Ibu Guru: Vera, kamu punya bakat terpendam juga ya.. Ibu gak nyangka. (Vera terdiam) anak-anak, suara Vera dan Afika sama-sama bagus, sampe Ibu susah untuk menilainya. Untuk itu, Ibu menyerahkan pada kalian, silahkan pilih Afika atau Vera. Sediakan kertas kecil dan pilih salah satu dari mereka.

Dari Voting tersebut, Voting terbanyak di raih oleh Afika. Afika menjadi siswi perwakilan untuk mengikuti lomba menyanyi antar sekolah. Vera terlihat kesal atas kemenangan Afika mengalahkan Vera.

Vera: (Mendengus kesal) ih..
Ibu Rani: Selamat Afika, kamu menjadi perwakilan untuk perlombaan. Besok, kamu latihan ya Afika. Dan kamu Vera, ucapkan selamat untuk Afika.
Vera: Hah? Saya Bu? Nggak ah.
Ibu Rani: Veraa..
Vera: Iya BU... (Mendekati Afika dan mengulurkan tangannya) Selamet ye. (Menggenggam tangan Afika dengan keras.)
Afika: Aww. Iya Vera terima kasih..
            ***
Pada saat istirahat, Vera dan Aluna merencanakan sesuatu untuk membuat Afika tidak mengikuti Perlombaan Menyanyi tersebut. Renata yang memperhatikan Vera dan Aluna mendengarkan rencana untuk menjatuhkan Afika.

Aluna: Trus rencana lu apa Ver?
Vera: Gua bakal bikin suara dia kayak mak lampir keselek jengkol, keek.. keek.. haha.. gila aja, gua kalah dari dia. Ih.
Aluna: Tapi, cara supaya suara dia ilang gimana.??
Vera: Gua punya ramuan biar suara dia ilang.
Aluna: Ehm, itu masalah gampang. Tapi, cara supaya dia mau minum ramuan dukun lo gimana? Dia pasti gak mau minum pemberian dari kita.
Renata: (Menghampiri Vera dan Aluna) Gua bisa ngasih ramuan penghilang suara ke Fika.
Vera dan Aluna: Hah?! (Terkejut)
Vera: Ngapain lo curut disini. Ikut-ikut aja lagi. Lo sama Fika kan Soulmate. Sana Lu..
Renata: Tenang aja, gue juga sebel kok sama Fika, gua benci sama sombongnya dia. Jadi, kalo boleh, gue mau ikutan bikin dia gagal ikut lomba itu. Gue lebih setuju kalo lo yang ikut lomba itu kok.
Vera: Apa buktinya lo mihak gua?
Renata: Gue bisa bantu kalian. Gimana?
Aluna: (Luna terdiam) Vera, gua rasa, ada benernya juga deh. Fika kan percaya banget tuh sama Renata. Jadi, kita gampang buat jatohin Fika.
Vera: Aseeek, tumben cerdas.. haha. Oke, lo gue terima jadi anggota gank gua.. (Tersenyum)

            Sepulang sekolah, Vera memberikan obat penghilang suara kepada Renata untuk Afika. Vera memberikan obat itu dalam botol air minum Afika.

Renata: Fika... ini botol minum kamu ketinggalan nih. (Memberikan botol air minum pada Afika)
Afika: Makasih ya Renata, pas banget aku haus banget nih. (Membuka tutup botol dan akan meminum, tiba-tiba Zhifara mendorong Afika)
Zhifara: Fikaaa... pulangnya bareng yuuk! Yah, tumpah. Fika maafin Zie..
Afika: Aduh, Zie. Tumpah deh. Tapi, Yaudah ngga apa-apa kok.

            Afika tidak jadi meminum minuman yang telah tercampur Obat penghilang suara tersebut. Renata terlihat kesal atas tumpahnya air minum itu. Keesokan harinya, Renata menemui Vera dan Aluna, bahwa rencananya gagal. Vera marah, dia kembali melakukan rencananya, kini dengan strategi yang sempurna. Vera dan Luna menunggu Afika di Kantin, dan akan mencampurkan ramuan tersebut ke dalam minuman Afika.

Vera: Kali ini harus berhasil, gua harus bisa.
Aluna: Itu.. itu Renata, Zhifra sama Afika. Cepet tuang ke gelas, biar Ibu kantin yang kasih dia. (Vera menuangkan Ramuan tsb)
Renata: Kamu, mau minum apa Fika?
Afika, aku mau teh manis ya.
Zhifara: Ih, jangan teh manis. Kamu Greentea aja, aku sprite. Ntar tukeran.
Afika: Oh, yaudah deh Aku GreenTea aja, yang di botol ya..
Renata: Hah? Ehg, iya deh. Sebentar ya.. (Menghampiri Vera dan Luna) Dia minta yang botol.
Vera: Ah, sialan Zie. Selalu aja gagalin rencana gua. Gini, biarin dia beli yang botol. Lo es jeruk aja Ren, nanti lo suruh dia cicipin Es lo. Cepet sana..
(Renata membawa Sprite, GreenTea dan Es jeruk untuk mereka bertiga)
Renata: Ini..
Afika: Rena, kamu Es jeruk?
Renata: Iya, kamu mau coba?
Afika: Mau dong. (Renata memberikan Es nya pada Fika, Fika mencicipinya) Enak ih, coba tadi aku ini. Ini aku aja ya Ren. Kamu GreenTea. Hehe..
Renata: Ya, yaudah deh, buat Fika apa sih yang nggak.
Zhifara: Dasar Afika..
           
            Afika meminum Es jeruknya sampai habis, Vera dan Aluna tertawa, karena mereka berhasil membuat Afika meminum Es jeruknya. Renata pun tampak bahagia atas tindakannya.

Aluna: Haha, rencana berhasil Ver.. (Tos) trus, jangka waktu sampe dia kehilangan suara berapa lama?
Vera: Tenang aja, obat itu bakal bereaksi dalam jangka 10 menit, jadi dia gak curiga kalo dia kehilangan suara pas minum es jeruknya. Hahaha..

            Seorang murid memanggil Afika, bahwa Afika di panggil Bu Rani karena harus latihan menyanyi bersama murid-murid lain. Afika segera beranjak dari kursinya menuju aula menemui Bu Rani.

Afika: Ada apa Bu?
Ibu Rani: Ayo latihan Fika. Kamu setelah Resti ya.. (Afika menggangguk)
(Resti selesai menyanyi, Afika berdiri di depan)
Afika: (mulai menyanyi di hadapan guru-guru dan murid perwakilan lain.) Namun ku rasa cukup ku men.. ehek..ehek. nungg.. ehek. Ehek.. (suaranya makin menghilang)

            Afika berusaha untuk mengungkapkan sesuatu, namun ia kehilangan suaranya. Ibu Rani segera menghampiri Afika. Di kejauhan, Renata, Vera dan Aluna tertawa puas karena hilangnya suara Afika.

Ibu Rani: Fika, kamu kenapa?
Afika: Ehg.. ehg.. (Menggelengkan kepalanya)
Ibu Rani: Kenapa suara kamu. Fika.. Lalu, bagaimana ini. Siapa yang akan menggantikan Afika. Zhifara, panggil Vera. Suruh dia menggatikan Afika. Cepat. (Zhifara menghampiri Vera)
Zhifara: Puas lo, sana cepet gantiin Fika. Emang ini kan kemauan Lo..
Vera: (tersenyum) dah.. (Menghampiri Bu Rani) ada apa Bu?
Ibu Rani: Kamu yang akan menggantikan Afika untuk latihan dan mewakili kelasmu.
Vera: kenapa nggak dari kemaren aja Ibu pilih saya. Baik saya akan menggantikan Afika Radyana. Afika, sorry ya gue harus gantiin posisi lo. (Tersenyum sinis)

            Tampak Vera terlihat bahagia menggantikan posisi Afika, Afika terlihat menitikan air matanya karena posisinya tergantikan. Keesokan harinya Vera bersiap-siap untuk menuju SICC, Sentul untuk mengikuti perlombaan tersebut. Afika tidak datang untuk melihat acara di SICC, karena ia harus istirahat untuk memulihkan tubuhnya yang melemah dan suaranya yang menghilang.

Ibu Rani: Vera, kamu siap?
Vera: Siap Bu.
Renata: Good Luck ya Ver..
Vera: Thanks..
Aluna: Go Vera Go Vera Go.. Hahaha..

            Afika baru ingat, ia lupa memberikan kartu tanda pengikut lomba Vokal pada Vera yang di berikan Ibu Rani sewaktu ia terpilih menjadi wakil kelasnya. Ia segera bersiap-siap lalu menyusul Vera ke SICC menggunakan taksi.

(Sms Afika berdering)
Zhifara: Fika, kamu dimana? Aku mau ke rumah kamu..
Afika: (Membalas pesan Zie) Aku nggak di rumah, aku sedang menuju SICC, untuk memberi kartu peserta lomba pada Vera, jika aku tidak mengantarkan kartu ini, Vera nggak bisa ikut lomba. Dah Zie..
 Zhifara: Huuh, dasar Afika. Udah di jahatin, masih aja baik, heran.. yaudah deh gue susul aja ke Sentul.
           
            Di Sentul, Vera dan yang lain telah sampai untuk lomba.

Ibu Rani: Vera, mana Kartu tanda masuk peserta kamu?
Vera: (Terkejut) Kartu apa Bu? Saya gak punya.
Ibu Rani: Memangnya Afika tidak memberikan kartunya sama kamu?
Vera: (menggeleng tegas) Nggak Bu..
Ibu Rani: Kartu itu penting Vera, kalau kamu tidak memiliki itu, kamu tidak akan bisa mengikuti lomba.
Vera: Hah? Apa Bu? (Mengambil telponnya, dan menghubungi Afika)

Ketika Vera menghubungi Afika, Afika mengangkat telponnya, namun Afika tidak bisa menjawab Vera, suaranya belum kembali, tiba-tiba di perjalanan terdengar suara decitan rem mobil. Afika tertabrak mobil di depan SICC.

Vera: Halo, Fika.. Fika.. lo gak apa-apa kan?  Fikaa.. (Aluna dan Renata  heran)
(Telpon Vera berdering, Zhifara menelponnya)
Vera: Halo. Zie, Afika.. Afika dimana dia?
Zhifara: Mending lo keluar dari gedung sekarang. Lo liat sendiri.
Vera: Kenapa? Apa yang terjadi sama Afika. Haloo.. Ziee.. (Telpon terputus)
Renata: Fika kenapa Ver? (Vera berlari keluar, menemui Afika.)

            Afika bersimbah darah, ia segera di larikan ke RS terdekat.

Vera: Fika... Fika mana Zie??
Zhifara: Fika, di bawa ke RS. Puas lo..
Vera: RS? Kenapa?
Zhifara: Oh, jadi ini bukan bagian dari rencana lo?
Vera: Zie, gue serius, dia kenapa.
Zhifara:  Dia kecelakaan waktu nganterin kartu buat lo. Dia rela lo gantiin posisinya, dia rela nganterin kartu itu buat lo, walaupun dia lagi sakit. Dia ikhlas buat lo gantiin dia nyanyi, Dia gak pernah punya niat buat bikin lo iri sama dia. Dia pengen lo sama dia bersahabat kayak waktu kalian bersahabat di SMP. Bahkan, dia sengaja minum es jeruk itu, supaya lo yang gantiin dia ikut lomba. Lo sadar itu gak Ver? Tapi apa, lo malah jahatin dia. Lo gak punya perasaan Ver..
Vera: (Vera menitikkan air mata) Jadi, Fika..
(Ibu Rani, Renata, dan Aluna menghampiri Vera dan Zhifara)
Ibu Rani: Bagaimana keadaan Afika?
Zhifara: Dia di RS bu, Vera.. Semoga ini jadi pelajaran paling berharga buat lo. (Zhifara pergi)
Vera: (Menangis) Maafin gue Fika. Maafin gue.. Maaf Fika..
Aluna: Ver, lo kenapa.. (Vera menyusul Zhifara ke RS, Aluna dan Renata saling menatap)

            Acara Lomba Menyanyi pun terpaksa Vera batalkan, ia tak ingin menang tetapi punya rasa bersalah dengan Afika. Vera begitu menyesal atas tindakannya selama ini pada Afika. Acara Lomba menyanyi itu di menangi oleh sekolah lain, namun atas kejadian di depan gedung SICC itu, para juri dan dewan guru memberikan penghargaan kepada Afika dan Vera karena persahabatan mereka. Afika pun telah sadar dan suaranya telah kembali, namun Afika harus menggunakan kursi roda.

Ibu Rani: Vera, semoga kamu dapat mengambil hikmah yang terjadi, berjanjilah pada diri sendiri dan jangan mengulangi kesalahan yang sama.
Vera: Oke Boss.. Afika, untuk ke seribu kalinya, gue minta maaf sama lo. Maafin gue ya Fik..
Afika: Vera, aku bosen denger kamu minta maaf mulu, kamu udah aku maafin dari dulu kok. Kita sahabatan lagi kan?
Vera: Pasti.. (Vera memeluk Afika) Luna, Renata, kalian bersedia kan kita bersahabatan?
Renata: Gue setuju Ver.
Aluna: Ah, Luna jadi sedih nih... (Mengusap air matanya, Semua tertawa)
Ibu Rani: Vera, Afika, kamu menerima perhargaan sebagai BestFriend dari Dewan Juri, dan kalian berdua di bantu dengan Luna, Renata dan Zhifara di minta para dewan juri untuk mengisi acara menyanyi bersama, ayo cepat.
Vera: Ayo Afika.. (Mendorong kursi dorong Afika menuju ruangan)

            Akhirnya, mereka berlima menyanyikan lagu persahabatan dan di nobatkan sebagai Peserta persahabatan terbaik. Hingga kini Vera, Luna, Renata, Zhifara dan Afika bersahabat dengan baik. Bahkan, Vera dan Luna berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan mereka seperti biasanya. Ibu Rani, terlihat bahagia atas kejadian ini..
*TAMAT*
 By: Fzhuzie@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar