Jumat, 27 September 2013

CERPEN ~ LUKA YANG KEMBALI




Pagi itu, aku terbangun dengan mata yang sembab dan membengkak. Semalam aku menangis di kamar sampai ketiduran. Entah berapa lama aku berderai air mata. Yah, aku baru saja mengalami kejadian yang membuat aku begitu sakit. Seorang cowok yang tanpa sengaja masuk dalam kehidupanku kini malah menghancurkan semuanya.
Perkenalkan aku Mesty Amirania. Panggil saja Mesty. Aku berumur 15 tahun dan aku duduk di kelas 3 SMP. Teman, tahukah kalian bahwa aku yang masih polos dalam hal percintaan tiba-tiba berubah menjadi anak yang pendiam dan penyendiri. Aku mulai mengerti cinta saat seseorang cowok masuk ke dalam kehidupanku. Rendy.. Satu nama yang selalu hadir dalam kehidupanku. Ia adalah temanku. Aku bersahabat dengan Rendy dan Santy. Mereka selalu mengisi hari-hariku jadi lebih berwarna. Hingga saat itu, kedekatanku dengan Rendy semakin tidak terhingga, aku mulai merasakan benih-benih cinta di antara aku dengannya. Aku yang merasa yakin akan perasaanku padanya, begitu pun ia mencintaiku. Suatu hari ku dapati Rendy dan Santty sedang duduk berdua di taman belakang sekolah ku. Tak sengaja ku dengar obrolan mereka berdua.

“Santy, gue serius. Loe mau gak jadi pacar gue?” Kata Rendy.

“Gimana ya Ren, kita kan sahaabatan, nanti jadi canggung ah.”

“justru karena kita sudah menjadi sahabat, kita tau masing-masing sifat kita. Lagi juga, gue sayang banget sama loe.”

“Serius?” tanya Santy.

Rendy menggangguk.

Aku benar-benar tak habis pikir, rasa baiknya pada ku selama ini, ternyata murni tanpa rasa. Aku berlari meninggalkan tempat itu. Penuh rasa kecamuk di dalam hatiku. Aku bahkan sempat berpikir bahwa Rendy mempunyai rasa yang sama sepertiku.
Aku mengenal Rendy karena tiap malam Rendy latihan silat di samping ponpes tempat ku mengaji kala malam hari. Awalnya aku biasa aja dengan kehadirannya. Tidak ada rasa sama sekali. Tapi hari-hari berikutnya Rendy memulai kedekatan kami dengan sekedar menitip salam padaku. Tidak ada yang spesial memang. Tapi hari-hari ku kini mulai terasa indah dengan keberadaanya.

Dengan senang hati, mereka membagi kebahagiannya padaku, yang bagiku itu adalah hal yang membuatku semakin terpuruk dengan hubungan mereka.

            “Mesty, ntar nonton yuk sama kita?” Ajak Rendy.

            “ Aduh, maaf Ren, gue gak bisa. Mau nganter nyokap.” Jawabku. Bukannya aku tidak mau, walaupun dulu kami sering jalan bertiga bareng, tapi kini kondisinya berbeda. Yang ada nanti, bukannya senang, malah aku menganggu mereka.
            “Ah, Mesty sombong sekarang.” Kata Santy.

            “Nggak gitu Santy, biasa deh nyokap..”

            “Yaudah, kalo gak mau. Gak apa-apa deh.” Balas Rendy.

Meski Rendy pacaran dengan Santi, tapi ternyata Rendy tidak pernah absent menghubungi ku. Entah sms atau pun meleponku. Jujur saat itu aku benar-benar  telah merelakan Rendy. Kami pun menjadi lebih dekat kembali.
Ketika aku sedang berada di kelas, Santy menghampiriku.

“Mes, gue mau minta tolong sama loe. Gue ngerti kita sahabatan, tapi sadar gak sih gue itu pacarnya Rendy. Loe bisa kan jaga jarak sama cowok gue.. kalo loe masih bersikap begini, sama aja kalian berdua tuh selingkuh..”

“Santy, loe ngomong apa sih, gue gak maksud buat ganggu cowok loe.”

“Terserah lah Mes, gue capek denger ocehan loe. Sekarang gak ada deh yang namanya sahabat di antara gue sama loe.”

Kejadian itu membuat hubunganku dengan Santy menjadi canggung. Aku mulai menjauhi Rendy, dan tak ku dengar kabar hubungan Rendy dengan Santy lagi. Hingga aku lulus dari SMP ku dan bersekolah di SMA favorit di Kota ku.
Aku agak kurang suka beradaptasi kembali dengan orang-orang baru. Aku terlalu cuek dengan apa yang ada di sekitar ku. Namun kini aku telah memiliki beberapa teman akrab.
Salah satu teman akrabku adalah Putri, ia teman sebangku ku. Ia baik, namun ada saatnya aku membencinya ketika centilnya timbul jika melihat cowok yang bening. Namun, tak membuat hubungan persahabatan kami renggang.
           
            “Mezty.. “ Sapa Putri. Aku segera menoleh ke arah yang memanggil namaku.

            “Apa Putri?” Jawabku.

            “Ntar jalan yuk..”

            “Kemana?”

            “Mall. Ayo lah..”

            “Mau sih, tapiiiii...”

            “Tapi apa? Duit? Nyatai..”

            “Bukan.. tapi kalo di bayarin gak apa-apa sih. Hehee..”

            “Oke sip..”

Setelah bel pulang sekolah berbunyi, aku dan Putri segera bergegas menuju parkiran motor. Setelah kami memakai helm, kami pergi. Hanya 25 menit kami telah sampai ke Mall di bilangan Jakarta.

“Mez, makan dulu yuk.”

“Oke , yuk..”

“tapi, ada cowok gue Mez. Gak apa-apa ya?”

“Hah? Serius? Yaaa, gue bisa kambing congek disini.”

“Ngga deh serius. Yayaya?”

“Ehm, yaudah..” Jawabku dengan sedikit malas.


Entah mimpi apa yang ku dapat semalam, ketika aku sampai di sebuah restoran fastfood yang di tuju, aku dan Putri menuju meja nomor 64, dan ternyata adalah Pacar Putri.

            “Sayang...” sapa Putri. Cowok itu pun menoleh ke arah Putri.

            “hai, sendiri??” Jawabnya. “Lho.. mezty?”

Aku yang sejak tadi kurang memperhatikan Putri dan cowoknya, langsung terkejut dengan kehadiran sosok laki-laki yang berada di hadapan aku ini.

            “Rendy??” Panggilku.

Ya, Rendy. Rendy yang telah hilang dari kehidupanku setelah menorehkan luka di hati ku. Kini hadir di hadapanku setelah 2 tahun lamanya kami saling tidak memberi kabar. Aku tak habis pikir!

            “Hai Mez, udah lama kita gak ketemu. Apa kabar?” Katanya sambil menyalamiku.

            “hai, baik..” Aku membalas menyalaminya.

            “Tunggu, kok kalian saling kenal? Tanya Putri.

            “Ini sahabat aku waktu kami duduk di bangku SMP.” Jelas Rendy.

            “Oh, gitu. Ih, seneng deh kita jadi deket bertiga kayak gini.” Jawab Putri.

            Oh, Tuhan.. Mengapa kau pertemukan aku dengan Rendy kembali?
Teman, andai Kalian tahu perasaanku saat itu, aku sedih. Kejadian yang telah lama aku lalui, kini harus aku hadapi kembali. Luka yang dahulu sulit menghilang, bahkan masih membekas kini kembali tergores dengan kenyataan pahit ini. Tuhan, semoga waktu sedang bercanda dan sedang berusaha membuat aku tertawa, aku tak ingin kejadian ini terulang kembali.
Aku takkan sanggup jika harus mengulangnya. Berpura-pura tegar seperti dulu. Aku muak!! Tapi kenyataanya kini,mereka memang pacaran. Tak ada yang bisa ku lakukan selain merelakan mereka. Sama seperti yang ku lakukan dulu.


*TAMAT*
by: fzhuzie@yahoo.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar